20 Jan 2010



Akhir-akhir ini sering diberitakan di media cetak maupun televisi tentang terjadinya kehilangan sejumlah dana nasabah bank BCA menimbulkan pertanyaan besar apa yang sebenarnya terjadi. Terjadi kesalahan sistem ATM atau terjadi pembobolan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab. Masyarakat khususnya nasabah bank BCA semakin was-was, khawatir dan takut jika mereka menjadi korban berikutnya. Mereka takut dana yang mereka simpan di rekenig bank tersebut hilang tanpa melakukan transaksi.


Kasus ini sedang marak terjadi di Jakarta dan Bali. Dari hari ke hari semakin banyak warga yang melaporkan tentang kejadian kehilangan sejumlah dana di rekeningnya padahal mereka tidak melakukan transaksi apapun di ATM. Bahkan ada juga yang sempat melaporkan hal tersebut ke pihak ke kepolisian. Pihak kepolisian bersama pihak bank mulai melakukan pengusutan akan kasus ini.

Menurut berita yang saya dapat di DetikNews menyebutkan bahwa kasus tersebut adalah memang terjadi pembobolan oleh komplotan orang yang tidak bertanggung jawab. Komplotan ini diotaki orang Rusia. Pelaku yang berjumlah dua orang tersebut membiayai dan meminjamkan  alat-alat yang digunakan pelaku di Indonesia untuk beraksi di Jakarta dan Bali.

"Saat ini orang Rusia tersebut bermukim di Toronto, Kanada, dan berumur di kisaran 50 tahunan," ujar Ruby Alamsyah, analis digital forensik yang ikut mendampingi kepolisian mengusut kasus ini.

Orang-orang Indonesia yang beraksi di Jakarta dan Bali tersebut hanya dimanfaatkan sebagai kaki tangannya saja. Mereka dibiayai dan dibekali belasan alat skimmer (modus baru dalam pembobolan ATM yaitu alat untuk mencuri identitas di kartu ATM), mereka juga dibekali kamera untuk merekam dan untuk mengetahui PIN ATM calon korbannya.

Semua data yang berhasil dicuri tersebut dimasukkan ke dalam ATM bodong yang kemudian dapat dengan mudahnya melakukan penarikan dana pada rekening korbannya dengan mudahnya di manapun dan kapan pun.

Kaki tangan orang Rusia tersebut yang telah berhasil ditangkap oleh pihak Kepolisian ada 6 orang dan kasusnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan. Sementara kasus di Bali yang disinyalir dengan modus yang sama diduga kuat dilakukan oleh pihak yang sama.

"Sebab modus dan cara kerja yang digunakan sama. Mereka sama-sama menggunakan alat skimmer dan kamera. Alat-alat ini yang dipinjamkan orang Rusia tersebut," pungkas Ruby.

Kasus pembobolan rekening bank di Bali memang penuh misteri. Selain nasabah BCA, sejumlah nasabah bank lainnya, seperti BNI dan Bank Permata juga dibobol. Bahkan, ada nasabah yang mengaku tak pernah bertransaksi lewat ATM. Namun, dalam print out diketahui ada pembobolan rekeningnya melalui ATM.

Dengan semua kasus yang terjadi di atas bisa menjadikan kita pelajaran. Di jaman yang serba modern dan serba  canggih ini. Semua bisa dilakukan dengan sistem yang otomatis. Namun dibalik itu semua perlu diwaspadai juga akan kelemahan sistem tersebut. Setiap sistem yang dibuat pasti ada kelemahan-kelemahan yang jika informasi tersebut sampai kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti pelaku-pelaku tersebut dapat menimbulkan kerugian besar oleh pihak lain.

Yang terpenting kita selalu waspada dan hati-hati setiap melakukan transaksi. Pastikan saat melakukan penarikan di ATM kartu ATM masih dalam kondisi baik. Laporkan pada petugas kalau ada kecurigaan terhadap ATM. Hindari ATM-ATM yang tidak ada satpamnya. Bagi pengguna kartu kredit pastikan Anda melihat semua proses transaksi khususnya pada saat gesek kartu untuk menghindari pencurian identitas kartu kredit dan PIN kartu tersebut.

Semoga kita terhindar dari semua kejadian-kejadian kriminal tersebut. Selalu melestarikan budaya sedekah untuk mensucikan semua harta-harta kita. Amiin.